Ikan air tawar yang habitat
asalnya ialah dari beberapa negara di Asia Tenggara, diantaranya Indonesia,
Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini memiliki bentuk dan karakter yang
unik juga cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar,
ikan cupang umumnya terbagi kedalam tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang
aduan,dan cupang liar. Di Indonesia ada cupang asli,salah satunya itu Betta
channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.
Ikan cupang itu salah satu ikan
yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga kalo ikan ini ditempatkan di
wadah dengan volume air sedikit dan tidak adanya alat sirkulasi udara, ikan ini
masih bise bertahan hidup.
JENIS-JENIS
IKAN CUPANG
Cupang merupakan jenis ikan
tropis yang hidup di rawa – rawa. Paling besar ukurannya hanya lima centi
meter. Ada dua jenis ikan cupang. Cupang kelas kontes atau cupang hias dan
cupang adu. Cupang hias, jenisnya bermacam- macam sesuai dengan bentuk-nya.
Cupang
jenis ini memiliki sirip dan ekor yang bercabang ganda. Tercatat hingga 2012,
evolusi terbaru dari jenis ini adalah menghasilkan doublecrowntail yang diujung
siripnya menyerupai seperti sisir.
Halfmoon (setengah bulan)
Cupang
jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan
setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudidaya di amerika serikat oleh
peter goettner pada tahun 1982.
Crowntail (ekor mahkota) atau serit
Cupang jenis ini pertama kali dibudidayakan oleh seorang peternak cupang
yang tinggal di daerah jakarta barat, tepatnya didaerah slipi. Cupang serit
dikenal sebagai produks asli indonesia.
Plakat halfmoon
Salah satu jenis
yang paling mudah ditemukan. Selain mudah perawatannya. Variasi warnanya pun
beraneka ragam. Mulai lavender, platinum, white opaque, super gold, mustard gas
dan masih banyak lagi.
Veiltail
Merupakan varian lama
dari cupang hias. Dulu jenis ini sangat mudah ditemukan dikios-kios ikan
manapun. Namun seiring berkembangnya lebih banyak variasi baru, ketenaran jenis
ini akhirnya meredup.
Giant (cupang raksasa)
Merupakan
jenis yang paling unik dan populer diantara jenis cupang lain. Disebut raksasa
karena tubuhnya bisa mencapai 12-15 cm. Namun disamping kelebihannya yang
memiliki tubuh besar, sayangnya giant memiliki kelemahan dalam keagresivitas.
Jenis ini tidak begitu aktiv berenang.
BUDIDAYA
IKAN CUPANG
Gunakan aquarium berukuran minimal 15x15x20
Cm. dan lakukan penggantian air 30% – 50% setiap 3 – 7 hari. Kunci utama dalam
perawatan adalah kwalitas air yang baik dan pakan yang baik, karena hal ini
berakibat langsung terhadap kesehatan dan pertumbuhan ikan.
Untuk proses pemijahan cupang
bisa mengikuti langkah langkah dibawah ini :
1. Siapkan pasangan yang akan
dikawinkan dan siapkan 1 pasang lagi sebagai pasangan cadangan apabila tidak
berjodoh.
2. Beri makan pasangan tersebut 2
kali sehari dengan pakan hidup atau beku seperti jentik nyamuk/cuk, kutu air,
atau blood worm. Hindari pemberian cacing rambut pada ikan betina khususnya
yang akan dipijahkan, karena berdasarkan pengalaman seringkali menyebabkan ikan
betina sulit bertelur.
3. Tempatkan jantan dan betina
dalam wadah yang berdampingan atau masukkan betina kedalam botol kemudian
masukkan ketempat jantan bersama botol tersebut agar mereka dapat saling
melihat. Biarkan mereka diisolasi selama lebih kurang 3 hari.
Persiapkan Wadah Pemijahan
1. Anda dapat menggunakan wadah
berupa aquarium, gentong atau ember/baskom plastik sebagai tempat pemijahan.
Jangan gunakan tempat yang terlalu lebar.
2. Isi dengan air yang telah
diendapkan dengan kedalaman antara 10 s/d 15 Cm. (4 s/d 5 inches). Ini
dimaksudkan agar suhu air didasar tidak terlalu dingin, memudahkan si jantan
merawat telur dan burayak yang jatuh dari busa. Suhu yang dibutuhkan antara 21
hingga 31 derajad Celcius, untuk pemijahan idealnya adalah 25 derajad Celcius.
3. Siapkan media pijah (substrat)
bisa berupa tanaman air seperti Java Moss, daun ketapang kering, potongan
styrofoam atau serabut rafia atau lembaran plastik bening tempat si jantan
membuat busa/sarang untuk meletakkan telur.
Biasanya sering menggunakan
plastik bening dengan pertimbangan karena bisa memonitor telur dengan melihat
dari bagian atas, tidak membusuk, tidak tenggelam dan relatif lebih bersih.
Ukuran plastik cukup 10×15 cm. atau 10×10 cm. saja. Penjodohan Dan Pemijahan.
Pada indukan jantan yang matang warna siripnya terlihat lebih cerah dan pada
induk betina perutnya terlihat membuncit dan secara transparan kita dapat
melihat telur pada saluran pengeluarannya.
1. Masukkan jantan terlebih
dahulu ke wadah pemijahan yang telah disiapkan dan biarkan selama 1 hari agar
si jantan merasa nyaman ditempat baru tersebut.
2. Masukkan betina dalam botol
secara perlahan kedalam wadah pemijahan. Ini dimaksudkan agar si betina tidak
mengganggu jantannya membangun sarang dan agar mereka saling memandang dan
melihat apakah mereka “berjodoh” satu dengan yang lainnya.
3. Dalam tempo antara 2 hingga 8
jam si jantan akan membangun busa pada substrat yang akan digunakan sebagai
tempat bercumbu dan bulan madunya.
Sarang dibuat oleh sijantan
dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya dibawah
permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Apabila betina
tertarik dengan sijantan dan siap untuk dikawinkan dapat dilihat pada tanda
berbentuk vertical melintang ditubuhnya dengan warna gelap. Tapi jangan
terburu-buru untuk mencampur keduanya, biarkan pada tempatnya masing-masing
selama 1 hingga 2 hari.
4. Lepaskan betina pada sore
keesokan harinya.
5. Si jantan akan segera
mendekati dan merayu si betina sambil mengembangkan sirip-siripnya seperti
layaknya hendak bertarung. Ini merupakan hal yang lumrah dan merupakan naluri
mereka untuk menunjukkan bahwa mereka sangat kuat dan akan menghasilkan
anak-anak yang juga kuat agar dapat survive di alam bebas.
6. Pada saat pemijahan tubuh si
jantan akan melilit dan menyelubungi tubuh induk betina membentuk huruf “U”
dengan ventral saling berdekatan sampai betina mengeluarkan telur yang segera
dibuahi oleh sperma si jantan. Telur-telur tersebut akan berjatuhan kedasar dan
segera diambil si jantan dengan mulutnya untuk diletakkan disarang busa. Proses
pemijahan ini bisa berlangsung selama berjam-jam dan dengan proses yang
berulang-ulang, dan merupakan ritual yang sangat menarik untuk dilihat.
7. Aktifitas pemijahan berakhir
dengan tanda-tanda si jantan mengusir betina agar menjauh dari sarang busa.
8. Setelah aktifitas pemijahan
selesai segera angkat induk betina dan letakkan di aquarium pengobatan dengan
diberikan metylene blue/pomate untuk pengobatan luka-luka akibat pemijahan, dan
dapat dikawinkan lagi setelah 3-4 minggu. Selanjutnya tugas menjaga telur dan
merawat bayi diambil alih oleh si jantan.
9. Apabila selama 3 hari si
jantan tidak membuat sarang busa atau si betina tidak mau bertelur segera
angkat dan gantikan dengan pasangan cadangan.
10. Ulangi proses diatas dengan
pasangan pengganti/cadangan.
11. Telur-telur yang fertile akan
menetas setelah 24 jam pada suhu berkisar 25 derajat Celcius. Dan 2 hari
kemudian akan terlihat burayak seukuran jarum dengan warna kehitaman.
12. Bila burayak telah dapat
berenang bebas indukan jantan dapat segera diangkat dan tempatkan pada aquarium
pengobatan/karantina. Setelah 7 hari indukan jantan telah siap untuk dikawinkan
lagi. Perlu dicatat bahwa Bettas tidak akan pernah mau kawin dengan pasangan
yang bukan pilihannya, jadi anda tidak bisa memaksa mereka untuk kawin seperti
“Siti Nurbaya”.
PEMBESARAN
Burayak sampai umur 2-3 hari
tidak perlu diberi makan karena adanya cadangan kuning telur (egg yolk) dalam
tubuhnya. Pembesaran burayak tidak sesulit seperti yang kita bayangkan asal
kita mengetahui tahap-tahapnya, dan itu merupakan tantangan tersendiri bagi
para breeder.
1. Dengan meletakkan tanaman air
pada wadah pemijahan berguna dalam menyumbangkan sedikit infusoria secara alami
buat burayak.
2. Setelah burayak dapat berenang
bebas secara otomatis dan naluri alamiahnya akan berburu untuk makan, dan
secara naluri pula mereka dengan atraktif akan menyerang sesuatu yang bergerak.
3. Pada saat burayak berumur 3-4
hari dapat diberikan vinegar eels, gerakannya disukai serta menarik minat
burayak dan bentuknya yang sangat kecil cukup pas untuk burayak memakannya.
Anda dapat juga memberi makan burayak dengan infusoria, rotifera atau micro
worms.
4. Setelah burayak berumur 1
minggu dapat diberikan pakan kutu air saring atau BBS (Baby Brine
Shrimp)/Artemia yang telah dikultur.
5. Pemberian kutu air dan Artemia
bisa dilanjutkan hingga burayak berumur 3 minggu, dan dapat juga
dicampur/divariasi dengan cacing tubifex sp., chironomus sp., ataupun vinegar
eels karena pertumbuhan burayak sering kali tidak sama.
6. Pada umur 5 minggu burayak
siap untuk dilakukan pendederan atau dipindahkan ketempat yang lebih besar
ataupun kolam. Pada saat ini porsi pemberian pakan lebih banyak dan dilakukan
penggantian air secara kontinyu.
7. Pada usia 4 hingga 6 minggu
burayak mulai terbentuk organ labyrinth nya dan mereka mulai menuju permukaan
untuk bernafas (mengambil oxygen langsung dari udara).
8. Setelah lewat umur 6 minggu
pemberian diet makanan mulai variatif, jentik nyamuk (cuk), kutu air dan
bloodworm.
9. Lakukan penggantian air
sebanyak 30% dengan cara siphon atau membuka drain/valvenya, sekaligus
membersihkan kotoran dan sisa pakan yang ada didasar. Kemudian tambahkan air
baru yang telah diendapkan secara lembut/perlahan. Sejak usia 4 minggu naluri
bertarung sudah mulai tampak dan penggantian atau penambahan air baru/bersih
akan merangsang aktivitas hormonal ikan yang mengarah kepada agresivitasnya.
Untuk meminimize pertarungan gunakan tempat atau space yang lebih besar atau
dapat juga meletakkan tanaman air hidrilla atau dapat juga menggunakan serabut
rafia untuk menghindari pertemuan langsung yang berakibat timbulnya
pertarungan.
10. Umur 7 hingga 8 minggu mulai
dapat disortir jantan atau betina.
11. Umur 10 hingga 12 minggu
dapat disortir berdasarkan grade A, B, atau C. pisahkan mereka karena
masing-masing memiliki nilai jual yang berbeda.
12. Pilih anakan yang kwalitas
baik atau super, dan diletakkan mereka dalam aquarium terpisah.
0 komentar:
Posting Komentar